Written by: Tiur Nurmayany Raharjo
Manusia berdinamika seiring
berjalannya waktu dan manusia terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Mulai
dari food gathering, manusia
bertempat tinggal yang nomadem dan hidup dalam kelompok kecil kemudian
berkembang menjadi food producing,
manusia mulai hidup menetap dan hidup dalam kelompok besar serta melakukan
interaksi dengan kelompok-kelompok lain. Selain itu, budaya dan IPTEK pun terus
berkembang hingga saat ini.
Problematika di bidang pendidikan yang sangat krusial sebagai akibat degradasi moral di masyarakat
Masa kini manusia mengenal dan bahkan mengembangkan teknologi yang memudahkan interaksi secara global. Interaksi inilah yang membuat pencampuran kebudayaan sehingga dapat menghilangkan salah satu kebudayaan atau melahirkan kebudayaan baru. Seperti dua sisi koin, ada dampak positif dan negatif. Misalnya di Indonesia, orang-orang Indonesia dilihat dari sejarahnya memang sangat mudah terpengaruh oleh budaya asing dan melakukan akulturasi. Ini dapat dibuktikan dengan melihat adanya punden berundak dan stupa dalam candi Borobudur yang merupakan pencampuran kebudayaan asli di Indonesia dengan budaya hindu-budha. Selain itu candi Borobudur juga merupakan candi Budha yang berbeda dengan candi-candi Budha yang ada di dunia dan pernah di nobatkan sebagai Tujuh Keajaiban Dunia.
Namun
dampak negatif pun tak bisa terelakkan, terutama pada masa kini. Generasi muda
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Generasi muda Indonesia
sekarang sudah tidak memiliki rasa gotong royong, sikap santun, kerja keras,
rasa hormat kepada orang tua, saling menghargai sesama manusia, dan lain
sebagainya. Generasi muda Indonesia kini hedonis dan bersikap individualis,
lebih mementingkan kenikmatan duniawi dan tidak memiliki rasa peduli sosial
maupun lingkungannya juga lebih mendahulukan kepentingan pribadi daripada
kepentingan orang banyak. Berbeda dengan pendahulu bangsa Indonesia,
pahlawan-pahlawan bangsa, mereka rela melepaskan kepentingan pribadi untuk
kepentingan bersama yakni untuk meraih kemerdekaan agar anak dan cucu mereka
tidak merasakan penderitaan yang mereka alami selama dijajah oleh bangsa lain.
Akan
tetapi apa yang anak dan cucu mereka lakukan dalam mengisi kemerdekaan? Mereka menjajah
bangsanya sendiri bahkan menjajah dirinya sendiri, seperti korupsi dan
bermalas-malasan dalam meningkatkan kualitas diri. Inilah yang disebut
degradasi moral atau kemunduran moral bangsa.
Penyebab Degradasi Moral Bangsa
Penyebab-penyebab
degradasi moral dapat dilihat dari berbagai aspek seperti berikut:
1.
Keluarga
Pembentukan
karakter manusia berawal dari pendidikan dalam keluarga. Keluarga dapat
dikatakan sebagai unit sosial
terkecil namun berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang yang
berpengaruh dalam pembentukan moral karena proses penanaman nilai-nilai bermula
dari dinamika kehidupan dalam keluarga itu sendiri dan akan terus berlangsung sampai remaja dapat menemukan identitas diri dan
aktualisasi pribadinya secara utuh. Jika dalam keluarga salah dalam
memberikan pondasi dan contoh dalam diri anggota keluarga, maka akan berakibat
buruk bagi moral anggota keluarga tersebut. Buah tidak akan jauh jatuh dari
pohonnya, pepatah ini memang benar. Misalnya orang tua yang mencontohkan
berperilaku hedonis, maka anaknya pun akan bahkan lebih hedonis dari orang
tuanya. Selain itu, kekecewaan seorang anak kepada orang tuanya, misalnya kurang
perhatian, perceraian, akan membuat anak berperilaku menyimpang.
2.
Lingkungan
Masyarakat
Lingkungan masyarakat tidak kalah penting dalam
pembentukan karakter moral seseorang. Jika seseorang tinggal dalam lingkungan
perampok, maka kemungkinan besar orang tersebut pun akan menjadi seorang
perampok. Jika lingkungan masyarakatnya terbiasa membuang samapah sembarangan
maka aturan untuk membuang sampah pada tempatnya akan terabaikan.
3.
Lingkungan
Sekolah
Sekolah
tidak hanya sebagai tempat untuk mendapat ilmu dan pengetahuan serta
mendapatkan ijazah. Sekolah adalah tempat untuk seseorang meningkatkan kualitas
moralnya dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan moral
anak didiknya. Jika seorang guru hanya memberikan kalimat-kalimat larangan sedangkan
dirinya melakukan hal yang dilarangnya tersebut maka tidak akan menjadi sesuatu
yang berarti.
4.
Teknologi dengan Globalisasi
Kecanggihan
teknologi membuat manusia masuk kedalam era globalisasi yang merupakan proses
tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah (dimensi
ruang dan waktu). Menurut Edison A Jamli, globalisasi adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain
yang akhirnya sampai pada satu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa-bangsa di dunia. Globalisasi memberikan kemudahan dalam
berkomunikasi dan mendapatkan informasi dalam aspek sosial, budaya, ekonomi,
politik, pertahanan dan keamanan, dan lain sebagainya. Akan tetapi globalisasi
akan berdampak buruk jika seseorang tidak dapat dengan bijak memfilter
informasi yang ia dapatkan. Sehingga generasi muda Indonesia akan sangat mudah
terpengaruh dengan budaya luar akibat globalisasi terutama budaya-budaya buruk
seperti seks bebas, misalnya. Selain itu, media televisi yang menyajikan
hiburan, sinetron misalnya, akan menyebabkan kemiskinan moral penonton terutama
gernerasi muda jika dalam ceritanya memperlihatkan kehidupan glamor,
perkelahian, sikap saling tidak percaya, kekerasan, dan lain sebagainya.
5.
Pemerintah
Pemerintah
bukan hanya menjalankan tugas dalam jalannya pemerintahan, tetapi juga harus
bisa menjadi teladan untuk rakyatnya. Jika pemerintah melakukan hal-hal yang
buruk maka rakyat pun akan kecewa.
Apalagi dengan hukum yang tidak sama rata.
Solusi dari dampak degradasi moral
Penulis
menyadari bahwa berbicara sangat mudah di bandingkan mengaplikasikan ke dalam
kehidupan nyata. Memang lebih baik mencegah daripada mengobati. Akan tetapi
bagaimana jika nasi sudah menjadi bubur. Namun ini bukan akhir dari segalanya.
Moral bangsa masih bisa diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya jika kita
memulai untuk melakukan perbaikan tersebut.
Menurut
Ir. Achmad Djamaludin, faktor yang memengaruhi degradasi nilai-nilai karakter
bangsa antara lain:
Faktor
Internal. Pengaruh internal merupakan pengaruh yang berasal dari
diri pribadi, berkaitan dengan perspektif diri pribadi dalam memaknai
nilai-nilai yang diyakininya. Ketika diri pribadi memiliki persepsi yang salah
terhadap nilai-nilai yang diyakininya, maka perilaku yang muncul pasti akan
menyimpang dari nilai-nilai tersebut. Demikian pula sebaliknya, ketika diri
pribadi memiliki persepsi yang yang benar tentang nilai-nilai karakter
yang diyakininya, maka perilaku yang muncul pasti akan sesuai dan berbanding
lurus dengan nilai-nilai tersebut.
Faktor Eksternal.
Pengaruh eksternal biasanya berasal dari lingkungan eksternal, seperti
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, media massa, lembaga agama, dll.
Pengaruh dari lingkungan eksternal tersebut bisa merubah perspektif diri
pribadi dalam memaknai nilai-nilai yang diyakininya. Pengaruh eksternal
tersebut dapat semakin memperkokoh nilai-nilai karakter yang diyakini atau
bahkan justru menghancurkannya.
Menurut
penulis, solusi dalam problematika degradasi moral adalah dengan adanya
kesepakatan bersama mulai dari orang tua, masyarakat, guru, media, serta pemerintah
dalam bersama-sama membentuk moral generasi muda menjadi lebih baik. Misalnya,
pertama, orang tua memberikan pendidikan karakter dalam keluarga yang baik. Memberikan
pendidikan untuk menghormati orang tua, saling menyayangi dengan seluruh
anggota keluarga, bersikap adil. Kedua, setelah lingkungan keluarga, kemudian
pendidikan karakter untuk membentuk moral adalah lingkungan masyarakat.
Masyarakat memberikan contoh-contoh yang baik dengan mencintai lingkungan,
peduli sesama, bersama-sama merawat fasilitas umum, dan lain-lain, maka
generasi muda akan mengikuti perilaku baik dalam masyarakat. Ketiga, sekolah
tidak hanya sebagai tempat mendapatkan ilmu tetapi juga tempat untuk
meningkatkan kualitas moral peserta didik. Guru selain mengajarkan materi
pembelajaran tetapi juga diimbangi dengan pendidikan karakter yang
diintegrasikan dalam materi ajar. Selain itu, semua pihak atau perangkat dalam
pendidikan (kepala sekolah, guru, penjaga sekolah, dan lain-lain) menjadi
teladan untuk peserta didik, yaitu memberikan contoh yang baik. Keempat, media
televisi tidak hanya menampilkan tontonan dengan tujuan menghibur semata.
Tetapi harus menyisipkan nilai-nilai, misalnya, kerja keras, hemat, sportif,
jujur, cinta tanah air, menghormati orang tua, menyayangi sesama, dan lain sebagainya. Kelima, pemerintah pun harus
menjadi teladan untuk rakyatnya, dengan hidup sederhana, tidak korupsi,
tanggungjawab, bekerja dengan baik untuk kepentingan rakyat, dan lain-lain
serta pemerintah pun harus tegas dalam menyikapi tindakan yang tidak bermoral.
Bukan hanya aturan yang sudah ditetapkan tetapi juga harus ada aparat yang
memberikan tindakkan nyata.
Pendidikan
tidak hanya di sekolah tetapi juga harus berkelanjutan dilingkungan keluarga
dan masyarakat agar moral terpuji akan melekat dalam diri generasi muda. Jika
perbaikan dari semua aspek yang telah disebutkan telah dilakukan, maka
pembentukkan dan peningkatan kualitas moral generasi muda akan terlaksana
dengan baik. Moral akan nilai-nilai terpuji akan menyatu dalam diri generasi
muda (internal) dan akan kuat dalam menerima pengaruh buruk dari luar
(eksternal).
Generasi
muda adalah penerus bangsa. Bangsa yang akan maju memiliki generasi penerus
yang bermoral terpuji. Tentu itu adalah cita-cita semua bangsa. Maka dari itu,
sadar dan mulailah dari diri sendiri. Think
globally, act locally.
Sumber
Anonim. (2010). Degradasi Moral Anak dan Remaja. [Online]. Tersedia: http://www.simpuldemokrasi.com/program-sekolah-demokrasi/sekolah-demokrasi/sekolah-demokasi-v/2307-degradasi-moral-anak-dan-remaja.html
(26
November 2011)
Kurnia, Erny. (2010). Degradasi Moral Remaja Masa Kini. [Online].
Tersedia: http://www.sttal.ac.id/html/index.php?id=artikel&kode=2
(26 November 2011)
Anomim. (2010). Degradasi Moral Remaja Merupakan Salah Satu Masalah Sosial yang Sering
terjadi di Mayarakat. [Online]. Tersedia: http://Www.Scribd.Com/Doc/29046290/Degradasi-Moral-Remaja-Merupakan-Salah-Satu-Masalah-Sosial-Yang-Sering-Terjadi-Di-Masyarakat
(26
November 2011)
Djamaludin, Achmad. (2011). Konsepsi Pembinaan Karakter Generasi Muda Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. [Online]. Tersedia: http://www.sttal.ac.id/html/index.php?id=artikel&kode=2 (26 November 2011)
Endriyani,
Esy. (2011). Pengentasan Degradasi Moral
Mahasiswa. [Online]. Tersedia: http://esyandriyani.blogspot.com/2011/08/pengentasan-degradasi-moral-mahasiswa.html
(26
November 2011)
Handy, Ijonk. (2011). Penyebab Berubahnya Kebudayaan.
[Online]. Tersedia: http://ijonkhandy.blogspot.com/2011/04/penyebab-berubahnya-kebudayaan.html
(26
November 2011)
Kurnia,
Erny. (2010). Degradasi Moral Remaja Masa
Kini. [Online]. Tersedia: http://blog.tp.ac.id/degradasi-moral-remaja-masa-kini.html
(26 November 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar